Thursday, February 4, 2016

Mitos Tentang Ladam (tapal kuda/sepatu kuda)

Ladam (tapal kuda/sepatu kuda)

kesempatan kali ini saya mau share tentang "tapal kuda" atau sering disebut sepatu kuda dalam bahasa formalnya... 

Ladam (tapal kuda/sepatu kuda) adalah besi pelapis yang dipakai olehkuda untuk melindungi kaki yang sebenarnya merupakan kuku kuda untuk melindungi saat berjalan seperti sepatu. Sepatu kuda ini, dibuat olehpandai besi. Sebelum dipaku kuku kuda dirapikan dulu dengan cara dipotong dengan peralatan pisau khusus termasuk juga ada martil untuk memukul pisau potong, martil diperlukan karena kuku kuda sangat keras.
Sesudah kuku kuda dipotong tapal kuda yang sesuai dengan ukuran dipaku dan dipukul dengan martil, arah paku harus pada kemiringan tertentu supaya paku tidak mengenai pembuluh darah. Setelah paku tertancap ujung paku dibengkokkan supaya tidak lepas dan dipukul dengan martil. Sepatu kuda terbuat dari besi dengan berbagai ukuran dan juga paku terbuat dari besi bentuknya segi empat dan panjangnya berbagai ukuran, satu kuda memerlukan paku beberapa ukuran disesuaikan dengan jangkauan dari bawah kuku ke permukaan kuku.
Bila Ladam kuda sudah rusak, biasanya ladam itu dibuang begitu saja. Ada yang dibuang ditengah jalan, ada juga yang membuangnya sewaktu menggati Ladam yang baru ditempat tukang pandai besi.
Menburut kepercayaan para “ORANG TUA” di Sumatera Barat, ternyata Ladam kuda bekas mempunyai banyak manfaat dan khasiat, yang timbul secara alamiah. Lebih dahsyat lagi bila telah dimanterai secara khusus.
Diantara khasiat tersebut adalah Sbb:
1. Untuk penglarisan
2. Untuk penolak bala
3. Untuk mengusir Jin/ Setan yang mendiami suatu tempat.
4. Sebagai piranti Anti maling

Kalo untuk penglaris, ladam bekas biasanya diletakkan ditempat penyimpanan uang. Sedangkan untuk penolak bala, mengusir jin dan piranti anti maling,
Ladam bekas dipakukan pada pintu masuk utama pada sebuah rumah, dibagian belakang pintu.


KekuatanMagis Tapal Kuda
Tapal (sepatu) kuda ternyata memiliki kegunaan yang bermacam-macam. Kabarnya, tapal kuda bekas memiliki kekuatan gaib untuk mengusir berbagai pengaruh negatif makhluk halus. Bahkan, air rendaman gelang tapal kuda bekas konon bisa melancarkan persalinan.

Kabar mengenai kekuatan magis tapal kuda sudah lama didengar. Seorang mekanik di salah satu perusahaan bisa asal Wonogiri pernah menuturkan kiat perusahaan untuk menangkal gangguan makhluk halus. Pada sasis kendaraan yang pernah mengalami kecelakaan maka akan dipasang tapal kuda bekas dengan cara mengelasnya.

Kisah seperti di atas adalah secuil manfaat dari tapal kuda. Di mata paranormal, tapal kuda memiliki manfaat yang sangat banyak, di antaranya:

Menangkal ilmu hitam; Tapal kuda bisa pula digunakan untuk menangkal ilmu hitam (santet) yang ditujukan kepada penghuni rumah. Asalkan, tapal kuda itu digantungkan di dalam rumah.

Selain penemuan ada hari Jumat, tapal kuda itu harus dilengkapi dengan benda-benda sebagai berikut: kawat atau besi yang terdapat pada sapu lidi yang diambil pada hari Jumat tanpa diketahui oleh pemilknya, kunci yang masih menggantung yang diambil hari Jumat tanpa sepengetahuan pemiliknya, patahan panci, patahan bajak sawah (garu), serta pisau yang cap pembuatnya di sebelah kanan.

Setelah benda-benda itu dibuat gelang maka rendamlah gelang itu ke dalam air. Air rendaman gelang tapal kuda dipercaya memiliki kekuatan magis seperti yang telah diterangkan. (Ilmu Warisan Leluhur)
Terlepas dari segala macam kepercayaan orang tentang benda yang satu ini ,menurut saya tapal kuda ini bisa menjadi pajangan yang cukup menarik dan jarang dimiliki orang apalagi yang asli dan pernah digunakan di kuda.

TAPALKUDA juga bisa untuk "Penghindar Kecelakaan"

silahkan dibaca dengan seksama
sebagian besar sobat 2 mungkin sudah tau mitos ini 
kepercayaan bahwa...
ketika motor/mobil/maupun kendaraan lainya termasuk bis sering kecelakaan di jalan...
maka disarankan mencari tapal kuda untuk di tempel di bagian kendaraan tersebut...

seringan dapat dilihat di bak truk...
untuk lebih jelannya liat gambar berikut...


menurut Sobat semua gimana...
atau ada yang pernah mencobanya, atau mengalaminya sendiri.......
tapal Kuda juga bisa di simpan diatas toko atau rumah.  seperti gambar contoh dibawah ini :


Bagi yang percaya dan berminat tentang hal mitos sepatu kuda bekas ini…
Anda bisa memesan Sepatu Kuda Bekas ini lewat No Hp 085888820825
atau dengan inbox lewat facebook 

ini tapal Kuda yang masih ready!!

 Rp. @200.000


 Rp. @150.000


 Rp. @150.000


 Rp. @150.000


Rp. @100.000

Terima kasih

Monday, May 5, 2014

Situs Batu Jaya

sejarah situs batu jaya


Menelusurii saluran irigasi dari sungai Citarum kita bisa menatap sepanjang mata memandang persawahan yang mulai menghijau dengan para petani yang sedang bercocok tanam diiringi kepak sayap burung belibis, bangau serta celoteh bebek yang sedang mencari makan. Pesona Jawa Mengajak teman teman untuk untuk menelusuri jejak peninggalan. situs Batu Jaya komplek candi Buddhistik di pesisir utara Karawang. Kita bisa menyaksikan proses ekskavasi dimana candi yang semula berada di bawah tanah mulai di bersihkan dan di rekontruksi kembali layaknya arkeolog.

Sekilas tentang situs batu Jaya

Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Luas situs Batujaya ini diperkirakan sekitar lima km2. Situs ini terletak di tengah-tengah daerah persawahan dan sebagian di dekat permukiman penduduk dan tidak berada jauh dari garis pantai utara Jawa Barat (pantai Ujung Karawang). Batujaya kurang lebih terletak enam kilometer dari pesisir utara dan sekitar 500 meter di utara Ci Tarum. Keberadaan sungai ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan situs sekarang karen tanah di daerah ini tidak pernah kering sepanjang tahun, baik pada musim kemarau atau pun pada musim hujan.

Situs Batujaya pertama kali diteliti oleh tim arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang disebut Fakultas Ilmu Budaya UI) pada tahun 1984 berdasarkan laporan adanya penemuan benda-benda purbakala di sekitar gundukan-gundukan tanah di tengah-tengah sawah. Gundukan-gundukan ini oleh penduduk setempat disebut sebagai onur atau unur dan dikeramatkan oleh warga sekitar. Terdapat 17 unur pada lokasi ini, satu diantaranya sudah selesai di ekskavasi yakni Candi Jiwa sedangkan yang dalam tahap ekskavasi hingga artikel ini dibuat dinamakan Candi Blandongan. Unur-unur lain benar-benar masih dalam bentuk gundukan tanah, beberapa diantaranya telah meiliki nama: Serut, Gundul, Damar, Batu Lingga, Lingga dan Lempeng. Kesengajaan membiarkan candi-candi tersebut masih dalam gundukan tanah atau unur, dikarenakan untuk terhindar dari pencurian/perampokan benda-benda cagar budaya oleh masayarakat. Dengan membiarkannya dalam bentuk gundukan tanah, setidaknya akan mempersulit seseorang untuk mengambil benda-benda cagar budaya, karena harus menggali terlebih dahulu.
Selain dalam bentuk candi juga ditemukan pula sebuah sumur tua yang lokasinya tidak jauh dari lokasi Candi Blandongan dan sudah dinaungi cungkup diatasnya. Dibagian lain juga ditemukan sebuah batu pipih besar yang diperkirakan akan dipakai sebagai tempat penulisan prasasasti, namun entah karena faktor apa hingga kini tidak ada satu tulisanpun yang terukir dibatu tersebut. Dugaan yang timbul, mungkin telah terjadi bencana alam atau peperangan, sehingga batu pipih tersebut masih polos dari prasasti/tulisan.

Penanggalan
Berdasarkan analisis radiometri Carbon 14 pada artefak-artefak peninggalan di candi Blandongan, salah satu situs percandian Batujaya, diketahui bahwa kronologi paling tua berasal dari abad ke-2 Masehi dan yang paling muda berasal dari abad ke-12.
Di samping pertanggalan absolut di atas ini, pertanggalan relatif berdasarkan bentuk paleografi tulisan beberapa prasasti yang ditemukan di situs ini dan cara analogi dan tipologi temuan-temuan arkeologi lainnya seperti keramik China, gerabah, votive tablet, lepa (pleister), hiasan dan arca-arca stucco dan bangunan bata banyak membantu.
Misteri
Sebuah cerita misteri ikut mewarnai candi-candi ini. Terdapat peraturan tak tertulis pada lokasi ini bahwa pengunjung dilarang membawa pulang batu-batuan yang merupakan bagian dari badan candi. Terkadang meskipun sudah ada larangan tersebut, masih ada saja pengunjung yang iseng membawa pulang beberapa buah batu untuk dijadikan jimat/penglaris/sarana untuk memajukan usahanya. Namun beberapa hari kemudian pengunjung tersebut kembali lagi kelokasi candi untuk mengembalikan batu yang telah mereka ambil, karena tidak tahan menghadapi "gangguan-gangguan" yang dialaminya. (dari berbagai sumber)

Pernak pernik peninggalan di situs batu jaya